New Tecnologi steam Boiler

GETABEC group (German-Thai Boiler Engineering Cooperation Ltd.), is one of the famous and leading boiler and pressure vessel manufacturer in Asia, founded in 1983.

GETABEC can manufacture steam boiler, hot water boiler, waste heat boiler, thermal oil heater and pressure vessel complied to ASME, EN, CE, DIN, BS, PED, TRD, etc. Our work-shops have been qualified and received international certificates of ISO 9001:2008, The D&B D-U-N-S number is 66-094-0289, HP-0/TRD 2001 by TUV NORD and S, U, R, PP as authorized manufacturer of ASME code for boiler and pressure vessel.

GETABEC also manufacturers boiler under license of  SCHNEIDER-KESSEL Berlin for fire-tube boiler, Eckrohrkessel (ERK) Berlin for water tube and waste heat boiler, VYNCKE Belgium for biomass boiler.

GETABEC is a long time cooperated partner of SAACKE Burner, Bremen for Sales and service in Thailand. GETABEC has market their boiler and service world-wide and well accepted by many famous international companies.

Vision

Be a global specialist of combustion applied to boilers for any heating and Power Plans industry.

Mission

Provide efficient and reliable boilers and related services, capable to build permanent customer loyalty in the general steam plans, chemical industry plans, renewable energy and energy power plans market segments.Getabec Schneider Reference List Indonesia

steam boiler tungku cangkang sawait

Yes is oke

jual beli boiler

Cangkang Sawit: Salah Satu Sumber Energi Alternatif Paling Potensial Pengganti BBM

aMjYtKr0CGPRNYHuY2xADANAKdSDfc9B0N2RN8WkkD8s196-p-no

Cangkang Sawit: Salah Satu Sumber Energi Alternatif Paling Potensial Pengganti BBM REP | 02 November 2013 | 23:41 Dibaca :  3023 Komentar :  59 2 Indonesia pernah menjadi anggota organisasi dunia pengekspor minyak (OPEC), namun tepatnya pada 9 September 2008 Indonesia resmi mengundurkan diri dari keanggotaan OPEC. Kita saat ini sudah menjadi negara pengimpor neto minyak. Produksi minyak kita tidak mencukupi kebutuhan dalam negeri. Sumur-sumur di ladang minyak kita banyak yang mengering. Padahal 20 tahun ke depan, diperkirakan kebutuhan energi kita 4 kali lipat kebutuhan energi saat ini. Sumber energi kita seperti minyak bumi, gas dan batubara jika digali terus bukan tidak mungkin suatu saat akan habis juga, padahal jumlahnya juga terbatas. Lalu mampukah Indonesia terhindar dari krisis energi di masa depan? Sejatinya Indonesia bukan hanya sekedar terhindar dari krisis energi, tetapi Indonesia akan memiliki ketahanan energi yang kuat. Caranya adalah kita harus memaksimalkan potensi sumber daya energi alternatif atau yang biasa disebut diversifikasi energi. Pertamina sebagai badan usaha yang diberi wewenang dalam hal pengadaan BBM nasional terpaksa juga harus melakukan impor agar kebutuhan nasional tercukupi. Pemerintah setiap tahun menghabiskan hampir 6 juta kiloliter solar untuk energi listrik nasional! Sebagai catatan, subsidi pemerintah yang dialokasikan untuk kebutuhan energi listrik tahun 2012 adalah sebesar Rp 94, 6 triliun. Haruskah uang kita habiskan hanya untuk impor dan subsidi saja? Alangkah lebih bijaksana bila dana tersebut lebih baik kita alokasikan pada peningkatan infastruktur dan peningkatan sumber daya manusia. Lalu bagaimana cangkang sawit bisa menjadi sumber energi alternatif yang paling potensial sebagai pengganti BBM? Berbicara mengenai cangkang sawit, mungkin tidak banyak dari kita yang tahu bagaimana dan apa itu cangkang sawit. Melihat secara langsung pohon kelapa sawit pun mungkin juga belum pernah. Saat ini semua pulau besar Indonesia, dari Sumatera hingga Papua, penuh dengan perkebunan kelapa sawit. Kelapa sawit saat memang menjadi primadona karena nilai ekonominya yang sangat tinggi. Di Sumatera sendiri, hamparan perkebunan kelapa sawit sangat mudah ditemui, mulai dari provinsi Lampung hingga Nanggroe Aceh Darussalam. 1383412289608507173     Tandan Kelapa Sawit Bermutu (dok.pribadi) Hasil perkebunan kelapa sawit adalah buah sawit yang termaktup dalam tandan-tandan atau biasa yang dikenal dengan istilah TBS (tandan buah segar). Kulit buah kelapa sawit (eksoskrap) yang sudah siap panen berwarna merah hati dengan sedikit kuning dan tampak berkilat. Bagian tengah buah sawit (mesoskrap) terdiri dari serabut atau biasa disebut fiber berwarna jingga. Sangat mirip dengan sabut buah kelapa. Pada bagian tengah terhadap cangkang keras (endoskrap) berwarna hitam bertekstur. Di bagian dalam cangkang itu terdapat daging buah atau inti sawit (kernel) berwarna putih. Daging buah sawit itulah yang akan diolah menjadi minyak sawit atau yang biasa disebut dengan palm crude oil (CPO). CPO tersebut akan diproses kembali menjadi minyak goreng. Berapa produk olahan turunan dari CPO adalah sabun, margarin, lilin, kosmetika, sampai produk farmasi. Silakan lihat ilustrasi dibawah ini: 1383412483559053652     (ilustrasi pribadi) Pada pabrik pengolahan kelapa sawit (PKS), ada beberapa tahapan yang harus dilalui agar kelapa sawit bisa menghasilkan CPO. Salah satunya adalah proses pemisahkan inti dari cangkang. Rata-rata sebuah pabrik pengolah kelapa sawit (PKS) mempunyai kapasitas olahan 30-50 ton kelapa sawit per jam. Sedangkan limbah yang dihasilkan bisa mencapai 2 kali lipatnya. Limbah pengolahan kelapa sawit itu berupa cangkang dan serabut (fiber). Bisa kita bayangkan berapa ton cangkang sawit yang bisa dihasilkan oleh 1 PKS saja dalam sebulan. 13834127061708716844     Limbah produksi PKS (dok.pribadi) 13834127761557177133     Timbunan cangkang sawit (dok.pribadi) 13834128351212222175     lokasi: Labuan Batu-Sumut (dok.pribadi) Jika kita mengunjungi pabrik pengolahan sawit maka akan mudah dijumpai berton-ton gundukan cangkang sawit disekitar areal PKS. Walau sudah menjadi limbah bukan berarti akan dibuang begitu saja. Limbah cangkang sawit akan digunakan kembali sebagai bahan bakar pada tungku boiler. Boiler sendiri merupakan bagian terpenting pada pabrik pengolahan kelapa sawit. Selain digunakan untuk proses ‘perebusan’ kelapa sawit, boiler juga menghasilkan uap panas (steam) yang akan dikonversi menjadi energi penggerak turbin-turbin. Termasuk turbin penggerak untuk menghasilkan energi listrik. Makanya pabrik-pabrik yang berada jauh di pedalaman tetap mempunyai pasokan listrik yang bersumber dari boiler tadi. 1383412925185923385     Cangkang sawit tampak dekat (dok.pribadi) Kebutuhan cangkang sawit sebagai bahan bakar pada PKS sendiri biasanya surplus. Maka kelebihan cangkang ini akan dijual. Saat ini harga cangkang sawit dipasaran berkisar antara Rp.300,- sampai Rp.500,- /kilo (bukan harga yang dijual langsung oleh PKS). Besarnya harga cangkang juga ditentukan oleh kualitas (basah/kering) dan jarak lokasi cangkang sawit itu berasal. Bagaimanapun harga cangkang sawit Jauh lebih murah dibanding harga solar saat ini. Bahkan jauh lebih murah juga bila dibandingkan dengan batubara misalnya. Di Kawasan Industri Medan (KIM) 1 sampai 3, puluhan truk pengangkut cangkang sawit sampai harus antri untuk bongkar muat di pabrik-pabrik yang memanfaatkan cangkang sawit sebagai sumber energi untuk boiler mereka. Sebagai informasi, pada pertengahan tahun lalu menteri ESDM Jero Wacik meresmikan 2 buah PLTU milik swasta di kawasan Industri Medan 3. Pembangkit listrik tersebut memanfaatkan biomassa sebagai bahan bakar, bukan menggunakan BBM (solar) layaknya pembangkit listrik yang lain. Istimewanya adalah bahan bakar utama PLTU tersebut adalah cangkang sawit. PLTU tersebut ternyata menghasilkan daya listrik yang lebih (excess power) dari kebutuhan pabrik dan kawasan industri, sehingga bisa dibeli oleh PLN untuk kembali disalurkan kepada masyarakat. Jadi sebenarnya agak ironi, Sumatera yang notabene produsen CPO terbesar di Indonesia harus mengalami krisis pasokan energi listrik. Bukankah ketersediaan cangkang sawit begitu berlimpah dan dapat diperoleh dengan harga ekonomis? Sungguh sumber energi alternatif yang sangat potensial untuk dimanfaatkan tanpa harus menggerus cadangan sumber energi bahan bakar fosil kita yang sebenarnya sudah kian menipis itu. Faktor lain yang menguntungkan adalah cangkang sawit termasuk dalam katagori dapat diperbaharui (renewable) sehingga menjamin ketersediaan energi secara berkesinambungan (sustainable). Pemerintah harus mengambil langkah serius dalam hal ini. Pemerintah melalui Kementerian ESDM dan BUMN terkait harus ikut mendorong berdirinya lebih banyak pembangkit listrik berbasis biomassa di Indonesia. Tidak masalah jika harus menggandeng pihak swasta atau investor asing misalnya. Berikan kemudahan dan juga stimulus bagi investor untuk mendirikan pembangkit listrik biomassa di Indonesia. Memang diperlukan biaya yang besar untuk mendirikan sebuah PLTU berbasis biomassa, namun manfaat yang akan kita peroleh sekarang dan di masa yang akan datang sungguh luar biasa nilainya. Andai Sumatera dan Kalimantan yang saat ini mempunyai jutaan hektar perkebunan kelapa sawit itu, masing-masing memiliki 20 saja pembangkit listrik berbahan bakar cangkang sawit, berapa juta kiloliter BBM dan devisa negara yang akan dihemat? Berapa trilyun rupiah subsidi pemerintah yang bisa dipangkas? Belum lagi jika Sulawesi dan Papua melakukan hal yang sama. Tercukupnya kebutuhan energi listrik bagi seluruh masyarakat akan meningkatkan produktivitas yang tentu akan berimbas pada pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat secara merata. Satu hal yang terpenting adalah, bahwa kekayaan alam yang ada saat ini akan tetap bisa dinikmati juga oleh anak cucu kita kelak. Bahkan 20-30 tahun kedepan, ketika banyak negara di dunia ini dilanda krisis energi, Indonesia malah mengalami surplus energi. Semua itu bukan sekedar mimpi kosong belaka jika kita mau melakukan diversifikasi energi mulai dari sekarang. Salah satunya adalah mengurangi ketergantungan terhadap BBM dengan memanfaatkan potensi besar cangkang sawit sebagai sumber energi alternatif. Cangkang Sawit: Salah Satu Sumber Energi Alternatif Paling Potensial Pengganti BBM
REP
| 02 November 2013 | 23:41
Dibaca : 3023 Komentar : 59 2
Indonesia pernah menjadi anggota organisasi dunia pengekspor minyak (OPEC), namun tepatnya pada 9 September 2008 Indonesia resmi mengundurkan diri dari keanggotaan OPEC. Kita saat ini sudah menjadi negara pengimpor neto minyak. Produksi minyak kita tidak mencukupi kebutuhan dalam negeri. Sumur-sumur di ladang minyak kita banyak yang mengering. Padahal 20 tahun ke depan, diperkirakan kebutuhan energi kita 4 kali lipat kebutuhan energi saat ini. Sumber energi kita seperti minyak bumi, gas dan batubara jika digali terus bukan tidak mungkin suatu saat akan habis juga, padahal jumlahnya juga terbatas. Lalu mampukah Indonesia terhindar dari krisis energi di masa depan? Sejatinya Indonesia bukan hanya sekedar terhindar dari krisis energi, tetapi Indonesia akan memiliki ketahanan energi yang kuat…

Lihat pos aslinya 2.122 kata lagi

Service steam Boiler

STEAM boiler atau yang dalam bahasa kita disebut adalah Ketel Uap merupakan Alat bantu produksi yang sangat vital. Jika terjadi kegagalan operasional pada mesin Boiler atau Ketel Uap ini maka sudah dapat dipastikan akan berpengaruh besar terhadap aktifitas produksi yang sedang berjalan. Untuk itu kami salah satu perusahaan yang sudah berpengalaman di kota Batam menawarkan jasa perbaikan dan pelayanan pemesananan dan Spare part atau suku cadang untuk segala macam jenis dan merek Boiler yang anda butuhkan. PT. TRIMITRA WISESA ABADI  siap membantu anda dan usaha anda yang memiliki masalah atau problem dengan mesin Boiler anda. Atau bagi anda yang sedang membutuhkan bahkan instalasi mesin Boiler ini, siap kami bantu. Kami didukung oleh tenaga tenaga skill dan telah berpengalaman. Kami juga telah diakui sebagai partner bisnis dan marketing sales dari perusahaan Boiler terkemuka dari Jepang MIURA yang telah memiliki cabang di Jakarta.
Regard
Ratman
Asst Sales Manager
081388666204 BBM : 27D28257 Email: ratman@twa.co.id
PT.TRIMITRA WISESA ABADI
JL.Lio Baru No,37/63,Karang Anyar,Neglasari,Tangerang 15121,Indonesia
Telp : (62-21) 552 7577
Fax : (62-21) 552 7507
http://www.twa.co.id
9TrkWw4VWaOflSoTQ6rU_IONENAO2dPzu2_q3T3V-_gw139-h185-p-noao0CiE3Q9ROMv6dM_hyKWldnSh5lpIsUZwZJmFvUQbAw122-h162-p-no

steam boiler tungku cangkang sawait

Cangkang Sawit: Salah Satu Sumber Energi Alternatif Paling Potensial Pengganti BBM

aMjYtKr0CGPRNYHuY2xADANAKdSDfc9B0N2RN8WkkD8s196-p-no

Cangkang Sawit: Salah Satu Sumber Energi Alternatif Paling Potensial Pengganti BBM REP | 02 November 2013 | 23:41 Dibaca :  3023 Komentar :  59 2 Indonesia pernah menjadi anggota organisasi dunia pengekspor minyak (OPEC), namun tepatnya pada 9 September 2008 Indonesia resmi mengundurkan diri dari keanggotaan OPEC. Kita saat ini sudah menjadi negara pengimpor neto minyak. Produksi minyak kita tidak mencukupi kebutuhan dalam negeri. Sumur-sumur di ladang minyak kita banyak yang mengering. Padahal 20 tahun ke depan, diperkirakan kebutuhan energi kita 4 kali lipat kebutuhan energi saat ini. Sumber energi kita seperti minyak bumi, gas dan batubara jika digali terus bukan tidak mungkin suatu saat akan habis juga, padahal jumlahnya juga terbatas. Lalu mampukah Indonesia terhindar dari krisis energi di masa depan? Sejatinya Indonesia bukan hanya sekedar terhindar dari krisis energi, tetapi Indonesia akan memiliki ketahanan energi yang kuat. Caranya adalah kita harus memaksimalkan potensi sumber daya energi alternatif atau yang biasa disebut diversifikasi energi. Pertamina sebagai badan usaha yang diberi wewenang dalam hal pengadaan BBM nasional terpaksa juga harus melakukan impor agar kebutuhan nasional tercukupi. Pemerintah setiap tahun menghabiskan hampir 6 juta kiloliter solar untuk energi listrik nasional! Sebagai catatan, subsidi pemerintah yang dialokasikan untuk kebutuhan energi listrik tahun 2012 adalah sebesar Rp 94, 6 triliun. Haruskah uang kita habiskan hanya untuk impor dan subsidi saja? Alangkah lebih bijaksana bila dana tersebut lebih baik kita alokasikan pada peningkatan infastruktur dan peningkatan sumber daya manusia. Lalu bagaimana cangkang sawit bisa menjadi sumber energi alternatif yang paling potensial sebagai pengganti BBM? Berbicara mengenai cangkang sawit, mungkin tidak banyak dari kita yang tahu bagaimana dan apa itu cangkang sawit. Melihat secara langsung pohon kelapa sawit pun mungkin juga belum pernah. Saat ini semua pulau besar Indonesia, dari Sumatera hingga Papua, penuh dengan perkebunan kelapa sawit. Kelapa sawit saat memang menjadi primadona karena nilai ekonominya yang sangat tinggi. Di Sumatera sendiri, hamparan perkebunan kelapa sawit sangat mudah ditemui, mulai dari provinsi Lampung hingga Nanggroe Aceh Darussalam. 1383412289608507173     Tandan Kelapa Sawit Bermutu (dok.pribadi) Hasil perkebunan kelapa sawit adalah buah sawit yang termaktup dalam tandan-tandan atau biasa yang dikenal dengan istilah TBS (tandan buah segar). Kulit buah kelapa sawit (eksoskrap) yang sudah siap panen berwarna merah hati dengan sedikit kuning dan tampak berkilat. Bagian tengah buah sawit (mesoskrap) terdiri dari serabut atau biasa disebut fiber berwarna jingga. Sangat mirip dengan sabut buah kelapa. Pada bagian tengah terhadap cangkang keras (endoskrap) berwarna hitam bertekstur. Di bagian dalam cangkang itu terdapat daging buah atau inti sawit (kernel) berwarna putih. Daging buah sawit itulah yang akan diolah menjadi minyak sawit atau yang biasa disebut dengan palm crude oil (CPO). CPO tersebut akan diproses kembali menjadi minyak goreng. Berapa produk olahan turunan dari CPO adalah sabun, margarin, lilin, kosmetika, sampai produk farmasi. Silakan lihat ilustrasi dibawah ini: 1383412483559053652     (ilustrasi pribadi) Pada pabrik pengolahan kelapa sawit (PKS), ada beberapa tahapan yang harus dilalui agar kelapa sawit bisa menghasilkan CPO. Salah satunya adalah proses pemisahkan inti dari cangkang. Rata-rata sebuah pabrik pengolah kelapa sawit (PKS) mempunyai kapasitas olahan 30-50 ton kelapa sawit per jam. Sedangkan limbah yang dihasilkan bisa mencapai 2 kali lipatnya. Limbah pengolahan kelapa sawit itu berupa cangkang dan serabut (fiber). Bisa kita bayangkan berapa ton cangkang sawit yang bisa dihasilkan oleh 1 PKS saja dalam sebulan. 13834127061708716844     Limbah produksi PKS (dok.pribadi) 13834127761557177133     Timbunan cangkang sawit (dok.pribadi) 13834128351212222175     lokasi: Labuan Batu-Sumut (dok.pribadi) Jika kita mengunjungi pabrik pengolahan sawit maka akan mudah dijumpai berton-ton gundukan cangkang sawit disekitar areal PKS. Walau sudah menjadi limbah bukan berarti akan dibuang begitu saja. Limbah cangkang sawit akan digunakan kembali sebagai bahan bakar pada tungku boiler. Boiler sendiri merupakan bagian terpenting pada pabrik pengolahan kelapa sawit. Selain digunakan untuk proses ‘perebusan’ kelapa sawit, boiler juga menghasilkan uap panas (steam) yang akan dikonversi menjadi energi penggerak turbin-turbin. Termasuk turbin penggerak untuk menghasilkan energi listrik. Makanya pabrik-pabrik yang berada jauh di pedalaman tetap mempunyai pasokan listrik yang bersumber dari boiler tadi. 1383412925185923385     Cangkang sawit tampak dekat (dok.pribadi) Kebutuhan cangkang sawit sebagai bahan bakar pada PKS sendiri biasanya surplus. Maka kelebihan cangkang ini akan dijual. Saat ini harga cangkang sawit dipasaran berkisar antara Rp.300,- sampai Rp.500,- /kilo (bukan harga yang dijual langsung oleh PKS). Besarnya harga cangkang juga ditentukan oleh kualitas (basah/kering) dan jarak lokasi cangkang sawit itu berasal. Bagaimanapun harga cangkang sawit Jauh lebih murah dibanding harga solar saat ini. Bahkan jauh lebih murah juga bila dibandingkan dengan batubara misalnya. Di Kawasan Industri Medan (KIM) 1 sampai 3, puluhan truk pengangkut cangkang sawit sampai harus antri untuk bongkar muat di pabrik-pabrik yang memanfaatkan cangkang sawit sebagai sumber energi untuk boiler mereka. Sebagai informasi, pada pertengahan tahun lalu menteri ESDM Jero Wacik meresmikan 2 buah PLTU milik swasta di kawasan Industri Medan 3. Pembangkit listrik tersebut memanfaatkan biomassa sebagai bahan bakar, bukan menggunakan BBM (solar) layaknya pembangkit listrik yang lain. Istimewanya adalah bahan bakar utama PLTU tersebut adalah cangkang sawit. PLTU tersebut ternyata menghasilkan daya listrik yang lebih (excess power) dari kebutuhan pabrik dan kawasan industri, sehingga bisa dibeli oleh PLN untuk kembali disalurkan kepada masyarakat. Jadi sebenarnya agak ironi, Sumatera yang notabene produsen CPO terbesar di Indonesia harus mengalami krisis pasokan energi listrik. Bukankah ketersediaan cangkang sawit begitu berlimpah dan dapat diperoleh dengan harga ekonomis? Sungguh sumber energi alternatif yang sangat potensial untuk dimanfaatkan tanpa harus menggerus cadangan sumber energi bahan bakar fosil kita yang sebenarnya sudah kian menipis itu. Faktor lain yang menguntungkan adalah cangkang sawit termasuk dalam katagori dapat diperbaharui (renewable) sehingga menjamin ketersediaan energi secara berkesinambungan (sustainable). Pemerintah harus mengambil langkah serius dalam hal ini. Pemerintah melalui Kementerian ESDM dan BUMN terkait harus ikut mendorong berdirinya lebih banyak pembangkit listrik berbasis biomassa di Indonesia. Tidak masalah jika harus menggandeng pihak swasta atau investor asing misalnya. Berikan kemudahan dan juga stimulus bagi investor untuk mendirikan pembangkit listrik biomassa di Indonesia. Memang diperlukan biaya yang besar untuk mendirikan sebuah PLTU berbasis biomassa, namun manfaat yang akan kita peroleh sekarang dan di masa yang akan datang sungguh luar biasa nilainya. Andai Sumatera dan Kalimantan yang saat ini mempunyai jutaan hektar perkebunan kelapa sawit itu, masing-masing memiliki 20 saja pembangkit listrik berbahan bakar cangkang sawit, berapa juta kiloliter BBM dan devisa negara yang akan dihemat? Berapa trilyun rupiah subsidi pemerintah yang bisa dipangkas? Belum lagi jika Sulawesi dan Papua melakukan hal yang sama. Tercukupnya kebutuhan energi listrik bagi seluruh masyarakat akan meningkatkan produktivitas yang tentu akan berimbas pada pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat secara merata. Satu hal yang terpenting adalah, bahwa kekayaan alam yang ada saat ini akan tetap bisa dinikmati juga oleh anak cucu kita kelak. Bahkan 20-30 tahun kedepan, ketika banyak negara di dunia ini dilanda krisis energi, Indonesia malah mengalami surplus energi. Semua itu bukan sekedar mimpi kosong belaka jika kita mau melakukan diversifikasi energi mulai dari sekarang. Salah satunya adalah mengurangi ketergantungan terhadap BBM dengan memanfaatkan potensi besar cangkang sawit sebagai sumber energi alternatif.

Cangkang Sawit: Salah Satu Sumber Energi Alternatif Paling Potensial Pengganti BBM
REP
| 02 November 2013 | 23:41
Dibaca : 3023 Komentar : 59 2
Indonesia pernah menjadi anggota organisasi dunia pengekspor minyak (OPEC), namun tepatnya pada 9 September 2008 Indonesia resmi mengundurkan diri dari keanggotaan OPEC. Kita saat ini sudah menjadi negara pengimpor neto minyak. Produksi minyak kita tidak mencukupi kebutuhan dalam negeri. Sumur-sumur di ladang minyak kita banyak yang mengering. Padahal 20 tahun ke depan, diperkirakan kebutuhan energi kita 4 kali lipat kebutuhan energi saat ini. Sumber energi kita seperti minyak bumi, gas dan batubara jika digali terus bukan tidak mungkin suatu saat akan habis juga, padahal jumlahnya juga terbatas. Lalu mampukah Indonesia terhindar dari krisis energi di masa depan? Sejatinya Indonesia bukan hanya sekedar terhindar dari krisis energi, tetapi Indonesia akan memiliki ketahanan energi yang kuat. Caranya adalah kita harus memaksimalkan potensi sumber daya energi alternatif atau yang biasa disebut diversifikasi energi.
Pertamina sebagai badan usaha yang diberi wewenang dalam hal pengadaan BBM nasional terpaksa juga harus melakukan impor agar kebutuhan nasional tercukupi. Pemerintah setiap tahun menghabiskan hampir 6 juta kiloliter solar untuk energi listrik nasional! Sebagai catatan, subsidi pemerintah yang dialokasikan untuk kebutuhan energi listrik tahun 2012 adalah sebesar Rp 94, 6 triliun. Haruskah uang kita habiskan hanya untuk impor dan subsidi saja? Alangkah lebih bijaksana bila dana tersebut lebih baik kita alokasikan pada peningkatan infastruktur dan peningkatan sumber daya manusia.
Lalu bagaimana cangkang sawit bisa menjadi sumber energi alternatif yang paling potensial sebagai pengganti BBM?
Berbicara mengenai cangkang sawit, mungkin tidak banyak dari kita yang tahu bagaimana dan apa itu cangkang sawit. Melihat secara langsung pohon kelapa sawit pun mungkin juga belum pernah. Saat ini semua pulau besar Indonesia, dari Sumatera hingga Papua, penuh dengan perkebunan kelapa sawit. Kelapa sawit saat memang menjadi primadona karena nilai ekonominya yang sangat tinggi. Di Sumatera sendiri, hamparan perkebunan kelapa sawit sangat mudah ditemui, mulai dari provinsi Lampung hingga Nanggroe Aceh Darussalam.
1383412289608507173
Tandan Kelapa Sawit Bermutu (dok.pribadi)
Hasil perkebunan kelapa sawit adalah buah sawit yang termaktup dalam tandan-tandan atau biasa yang dikenal dengan istilah TBS (tandan buah segar). Kulit buah kelapa sawit (eksoskrap) yang sudah siap panen berwarna merah hati dengan sedikit kuning dan tampak berkilat. Bagian tengah buah sawit (mesoskrap) terdiri dari serabut atau biasa disebut fiber berwarna jingga. Sangat mirip dengan sabut buah kelapa. Pada bagian tengah terhadap cangkang keras (endoskrap) berwarna hitam bertekstur. Di bagian dalam cangkang itu terdapat daging buah atau inti sawit (kernel) berwarna putih. Daging buah sawit itulah yang akan diolah menjadi minyak sawit atau yang biasa disebut dengan palm crude oil (CPO). CPO tersebut akan diproses kembali menjadi minyak goreng. Berapa produk olahan turunan dari CPO adalah sabun, margarin, lilin, kosmetika, sampai produk farmasi.
Silakan lihat ilustrasi dibawah ini:
1383412483559053652
(ilustrasi pribadi)
Pada pabrik pengolahan kelapa sawit (PKS), ada beberapa tahapan yang harus dilalui agar kelapa sawit bisa menghasilkan CPO. Salah satunya adalah proses pemisahkan inti dari cangkang. Rata-rata sebuah pabrik pengolah kelapa sawit (PKS) mempunyai kapasitas olahan 30-50 ton kelapa sawit per jam. Sedangkan limbah yang dihasilkan bisa mencapai 2 kali lipatnya. Limbah pengolahan kelapa sawit itu berupa cangkang dan serabut (fiber). Bisa kita bayangkan berapa ton cangkang sawit yang bisa dihasilkan oleh 1 PKS saja dalam sebulan.
13834127061708716844
Limbah produksi PKS (dok.pribadi)
13834127761557177133
Timbunan cangkang sawit (dok.pribadi)
13834128351212222175
lokasi: Labuan Batu-Sumut (dok.pribadi)
Jika kita mengunjungi pabrik pengolahan sawit maka akan mudah dijumpai berton-ton gundukan cangkang sawit disekitar areal PKS. Walau sudah menjadi limbah bukan berarti akan dibuang begitu saja. Limbah cangkang sawit akan digunakan kembali sebagai bahan bakar pada tungku boiler. Boiler sendiri merupakan bagian terpenting pada pabrik pengolahan kelapa sawit. Selain digunakan untuk proses ‘perebusan’ kelapa sawit, boiler juga menghasilkan uap panas (steam) yang akan dikonversi menjadi energi penggerak turbin-turbin. Termasuk turbin penggerak untuk menghasilkan energi listrik. Makanya pabrik-pabrik yang berada jauh di pedalaman tetap mempunyai pasokan listrik yang bersumber dari boiler tadi.
1383412925185923385
Cangkang sawit tampak dekat (dok.pribadi)
Kebutuhan cangkang sawit sebagai bahan bakar pada PKS sendiri biasanya surplus. Maka kelebihan cangkang ini akan dijual. Saat ini harga cangkang sawit dipasaran berkisar antara Rp.300,- sampai Rp.500,- /kilo (bukan harga yang dijual langsung oleh PKS). Besarnya harga cangkang juga ditentukan oleh kualitas (basah/kering) dan jarak lokasi cangkang sawit itu berasal. Bagaimanapun harga cangkang sawit Jauh lebih murah dibanding harga solar saat ini. Bahkan jauh lebih murah juga bila dibandingkan dengan batubara misalnya. Di Kawasan Industri Medan (KIM) 1 sampai 3, puluhan truk pengangkut cangkang sawit sampai harus antri untuk bongkar muat di pabrik-pabrik yang memanfaatkan cangkang sawit sebagai sumber energi untuk boiler mereka.
Sebagai informasi, pada pertengahan tahun lalu menteri ESDM Jero Wacik meresmikan 2 buah PLTU milik swasta di kawasan Industri Medan 3. Pembangkit listrik tersebut memanfaatkan biomassa sebagai bahan bakar, bukan menggunakan BBM (solar) layaknya pembangkit listrik yang lain. Istimewanya adalah bahan bakar utama PLTU tersebut adalah cangkang sawit. PLTU tersebut ternyata menghasilkan daya listrik yang lebih (excess power) dari kebutuhan pabrik dan kawasan industri, sehingga bisa dibeli oleh PLN untuk kembali disalurkan kepada masyarakat.
Jadi sebenarnya agak ironi, Sumatera yang notabene produsen CPO terbesar di Indonesia harus mengalami krisis pasokan energi listrik. Bukankah ketersediaan cangkang sawit begitu berlimpah dan dapat diperoleh dengan harga ekonomis? Sungguh sumber energi alternatif yang sangat potensial untuk dimanfaatkan tanpa harus menggerus cadangan sumber energi bahan bakar fosil kita yang sebenarnya sudah kian menipis itu. Faktor lain yang menguntungkan adalah cangkang sawit termasuk dalam katagori dapat diperbaharui (renewable) sehingga menjamin ketersediaan energi secara berkesinambungan (sustainable).
Pemerintah harus mengambil langkah serius dalam hal ini. Pemerintah melalui Kementerian ESDM dan BUMN terkait harus ikut mendorong berdirinya lebih banyak pembangkit listrik berbasis biomassa di Indonesia. Tidak masalah jika harus menggandeng pihak swasta atau investor asing misalnya. Berikan kemudahan dan juga stimulus bagi investor untuk mendirikan pembangkit listrik biomassa di Indonesia. Memang diperlukan biaya yang besar untuk mendirikan sebuah PLTU berbasis biomassa, namun manfaat yang akan kita peroleh sekarang dan di masa yang akan datang sungguh luar biasa nilainya.
Andai Sumatera dan Kalimantan yang saat ini mempunyai jutaan hektar perkebunan kelapa sawit itu, masing-masing memiliki 20 saja pembangkit listrik berbahan bakar cangkang sawit, berapa juta kiloliter BBM dan devisa negara yang akan dihemat? Berapa trilyun rupiah subsidi pemerintah yang bisa dipangkas? Belum lagi jika Sulawesi dan Papua melakukan hal yang sama.
Tercukupnya kebutuhan energi listrik bagi seluruh masyarakat akan meningkatkan produktivitas yang tentu akan berimbas pada pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat secara merata. Satu hal yang terpenting adalah, bahwa kekayaan alam yang ada saat ini akan tetap bisa dinikmati juga oleh anak cucu kita kelak. Bahkan 20-30 tahun kedepan, ketika banyak negara di dunia ini dilanda krisis energi, Indonesia malah mengalami surplus energi. Semua itu bukan sekedar mimpi kosong belaka jika kita mau melakukan diversifikasi energi mulai dari sekarang. Salah satunya adalah mengurangi ketergantungan terhadap BBM dengan memanfaatkan potensi besar cangkang sawit sebagai sumber energi alternatif.

| 02 November 2013 | 23:41

Dibaca :  3023 Komentar :  59 2

Indonesia pernah menjadi anggota organisasi dunia pengekspor minyak (OPEC), namun tepatnya pada 9 September 2008 Indonesia resmi mengundurkan diri dari keanggotaan OPEC. Kita saat ini sudah menjadi negara pengimpor neto minyak. Produksi minyak kita tidak mencukupi kebutuhan dalam negeri. Sumur-sumur di ladang minyak kita banyak yang mengering. Padahal 20 tahun ke depan, diperkirakan kebutuhan energi kita 4 kali lipat kebutuhan energi saat ini. Sumber energi kita seperti minyak bumi, gas dan batubara jika digali terus bukan tidak mungkin suatu saat akan habis juga, padahal jumlahnya juga terbatas. Lalu mampukah Indonesia terhindar dari krisis energi di masa depan? Sejatinya Indonesia bukan hanya sekedar terhindar dari krisis energi, tetapi Indonesia akan memiliki ketahanan energi yang kuat. Caranya adalah kita harus memaksimalkan potensi sumber daya energi alternatif atau yang biasa disebut diversifikasi energi.

Pertamina sebagai badan usaha yang diberi wewenang dalam hal pengadaan BBM nasional terpaksa juga harus melakukan impor agar kebutuhan nasional tercukupi. Pemerintah setiap tahun menghabiskan hampir 6 juta kiloliter solar untuk energi listrik nasional! Sebagai catatan, subsidi pemerintah yang dialokasikan untuk kebutuhan energi listrik tahun 2012 adalah sebesar Rp 94, 6 triliun. Haruskah uang kita habiskan hanya untuk impor dan subsidi saja? Alangkah lebih bijaksana bila dana tersebut lebih baik kita alokasikan pada peningkatan infastruktur dan peningkatan sumber daya manusia.

Lalu bagaimana cangkang sawit bisa menjadi sumber energi alternatif yang paling potensial sebagai pengganti BBM?

Berbicara mengenai cangkang sawit, mungkin tidak banyak dari kita yang tahu bagaimana dan apa itu cangkang sawit. Melihat secara langsung pohon kelapa sawit pun mungkin juga belum pernah. Saat ini semua pulau besar Indonesia, dari Sumatera hingga Papua, penuh dengan perkebunan kelapa sawit. Kelapa sawit saat memang menjadi primadona karena nilai ekonominya yang sangat tinggi. Di Sumatera sendiri, hamparan perkebunan kelapa sawit sangat mudah ditemui, mulai dari provinsi Lampung hingga Nanggroe Aceh Darussalam.

Tandan Kelapa Sawit Bermutu (dok.pribadi)

Hasil perkebunan kelapa sawit adalah buah sawit yang termaktup dalam tandan-tandan atau biasa yang dikenal dengan istilah TBS (tandan buah segar). Kulit buah kelapa sawit (eksoskrap) yang sudah siap panen berwarna merah hati dengan sedikit kuning dan tampak berkilat. Bagian tengah buah sawit (mesoskrap) terdiri dari serabut atau biasa disebut fiber berwarna jingga. Sangat mirip dengan sabut buah kelapa. Pada bagian tengah terhadap cangkang keras (endoskrap) berwarna hitam bertekstur. Di bagian dalam cangkang itu terdapat daging buah atau inti sawit (kernel) berwarna putih. Daging buah sawit itulah yang akan diolah menjadi minyak sawit atau yang biasa disebut dengan palm crude oil (CPO). CPO tersebut akan diproses kembali menjadi minyak goreng. Berapa produk olahan turunan dari CPO adalah sabun, margarin, lilin, kosmetika, sampai produk farmasi.

Silakan lihat ilustrasi dibawah ini:

(ilustrasi pribadi)

Pada pabrik pengolahan kelapa sawit (PKS), ada beberapa tahapan yang harus dilalui agar kelapa sawit bisa menghasilkan CPO. Salah satunya adalah proses pemisahkan inti dari cangkang. Rata-rata sebuah pabrik pengolah kelapa sawit (PKS) mempunyai kapasitas olahan 30-50 ton kelapa sawit per jam. Sedangkan limbah yang dihasilkan bisa mencapai 2 kali lipatnya. Limbah pengolahan kelapa sawit itu berupa cangkang dan serabut (fiber). Bisa kita bayangkan berapa ton cangkang sawit yang bisa dihasilkan oleh 1 PKS saja dalam sebulan.

Limbah produksi PKS (dok.pribadi)

Timbunan cangkang sawit (dok.pribadi)

lokasi: Labuan Batu-Sumut (dok.pribadi)

Jika kita mengunjungi pabrik pengolahan sawit maka akan mudah dijumpai berton-ton gundukan cangkang sawit disekitar areal PKS. Walau sudah menjadi limbah bukan berarti akan dibuang begitu saja. Limbah cangkang sawit akan digunakan kembali sebagai bahan bakar pada tungku boiler. Boiler sendiri merupakan bagian terpenting pada pabrik pengolahan kelapa sawit. Selain digunakan untuk proses ‘perebusan’ kelapa sawit, boiler juga menghasilkan uap panas (steam) yang akan dikonversi menjadi energi penggerak turbin-turbin. Termasuk turbin penggerak untuk menghasilkan energi listrik. Makanya pabrik-pabrik yang berada jauh di pedalaman tetap mempunyai pasokan listrik yang bersumber dari boiler tadi.

Cangkang sawit tampak dekat (dok.pribadi)

Kebutuhan cangkang sawit sebagai bahan bakar pada PKS sendiri biasanya surplus. Maka kelebihan cangkang ini akan dijual. Saat ini harga cangkang sawit dipasaran berkisar antara Rp.300,- sampai Rp.500,- /kilo (bukan harga yang dijual langsung oleh PKS). Besarnya harga cangkang juga ditentukan oleh kualitas (basah/kering) dan jarak lokasi cangkang sawit itu berasal. Bagaimanapun harga cangkang sawit Jauh lebih murah dibanding harga solar saat ini. Bahkan jauh lebih murah juga bila dibandingkan dengan batubara misalnya. Di Kawasan Industri Medan (KIM) 1 sampai 3, puluhan truk pengangkut cangkang sawit sampai harus antri untuk bongkar muat di pabrik-pabrik yang memanfaatkan cangkang sawit sebagai sumber energi untuk boiler mereka.

Sebagai informasi, pada pertengahan tahun lalu menteri ESDM Jero Wacik meresmikan 2 buah PLTU milik swasta di kawasan Industri Medan 3. Pembangkit listrik tersebut memanfaatkan biomassa sebagai bahan bakar, bukan menggunakan BBM (solar) layaknya pembangkit listrik yang lain. Istimewanya adalah bahan bakar utama PLTU tersebut adalah cangkang sawit. PLTU tersebut ternyata menghasilkan daya listrik yang lebih (excess power) dari kebutuhan pabrik dan kawasan industri, sehingga bisa dibeli oleh PLN untuk kembali disalurkan kepada masyarakat.

Jadi sebenarnya agak ironi, Sumatera yang notabene produsen CPO terbesar di Indonesia harus mengalami krisis pasokan energi listrik. Bukankah ketersediaan cangkang sawit begitu berlimpah dan dapat diperoleh dengan harga ekonomis? Sungguh sumber energi alternatif yang sangat potensial untuk dimanfaatkan tanpa harus menggerus cadangan sumber energi bahan bakar fosil kita yang sebenarnya sudah kian menipis itu. Faktor lain yang menguntungkan adalah cangkang sawit termasuk dalam katagori dapat diperbaharui (renewable) sehingga menjamin ketersediaan energi secara berkesinambungan (sustainable).

Pemerintah harus mengambil langkah serius dalam hal ini. Pemerintah melalui Kementerian ESDM dan BUMN terkait harus ikut mendorong berdirinya lebih banyak pembangkit listrik berbasis biomassa di Indonesia. Tidak masalah jika harus menggandeng pihak swasta atau investor asing misalnya. Berikan kemudahan dan juga stimulus bagi investor untuk mendirikan pembangkit listrik biomassa di Indonesia. Memang diperlukan biaya yang besar untuk mendirikan sebuah PLTU berbasis biomassa, namun manfaat yang akan kita peroleh sekarang dan di masa yang akan datang sungguh luar biasa nilainya.

Andai Sumatera dan Kalimantan yang saat ini mempunyai jutaan hektar perkebunan kelapa sawit itu, masing-masing memiliki 20 saja pembangkit listrik berbahan bakar cangkang sawit, berapa juta kiloliter BBM dan devisa negara yang akan dihemat? Berapa trilyun rupiah subsidi pemerintah yang bisa dipangkas? Belum lagi jika Sulawesi dan Papua melakukan hal yang sama.

Tercukupnya kebutuhan energi listrik bagi seluruh masyarakat akan meningkatkan produktivitas yang tentu akan berimbas pada pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat secara merata. Satu hal yang terpenting adalah, bahwa kekayaan alam yang ada saat ini akan tetap bisa dinikmati juga oleh anak cucu kita kelak. Bahkan 20-30 tahun kedepan, ketika banyak negara di dunia ini dilanda krisis energi, Indonesia malah mengalami surplus energi. Semua itu bukan sekedar mimpi kosong belaka jika kita mau melakukan diversifikasi energi mulai dari sekarang. Salah satunya adalah mengurangi ketergantungan terhadap BBM dengan memanfaatkan potensi besar cangkang sawit sebagai sumber energi alternatif.

 

Welcome to BONO, dedicated since 1958 to design, manufacturing, installation, service and maintenance of industrial boilers for standard and special applications: plug in solutions, package solutions, site erected plants.

Long lasting performance of the boilers are undertaken by efficient after sales service that offers original spare parts, maintenance activities, updating of the software, energy efficiency improving interventions and NOx reduction.

R&D department is committed to increase the efficiency of boilers and thermal plants: waste gas heat recovery and optimization of electric energy consumption.

Our internal Technical department provides process and mechanical design in compliance to PED, machinery and ATEX directives, GOST- R & RTN and SQLO certification; according to the following codes: ASME, European standards, AD 2000, BS 1113, Raccolte ISPESL.

Today our commitment is:

primary energy saving, energy efficiency’s improvement, emission reduction, low impact environment solutions and keeping high energy efficiency during service lifetime of the plant.

 

The Company, that joined Cannon Group in 1988, fully embraced the innovative and international spirit of the holding and today is a worldwide key player.

steam boiler

kata pengantar

Bersama ini kami PT. Trimitra Wisesa Abadi ingin memperkenalkan diri sekaligus bermaksud menjalin kerja sama dan menjadi rekanan di perusahaan Ibu/Bapak.
PT. Trimitra Wisesa Abadi bergerak dibidang :
• Steam Boiler Installation ( Fuel & Coal Fire Boiler ) Brand CANNON BONO ENERGIA MFG.ITALY
• Service and Repair various Boiler ( Recondition & Modification )
• New Burner ( Single & Dual ) and accesories BRAND.FBR MFG ITALY
• Various Sparepart Boiler and Burner stockist
PT. Trimitra Wisesa Abadi merupakan Exclusive Sole Agent and Biggest Stockist di Indonesia untuk produk-produk sbb:
1. KLINGER : Various Valve, Various Level Gauge and Sight Glass
2. F.B.R Bruciatori Italy : Fuel Burners (Single & Dual Fuel) Multifunction.
3. DANFOSS : Oil Pump & Nozzle
4. GIULIANI ANELLO : Oil & Gas Filter
5. LUCKY STOKERS : Coal Fired Boiler c/w Dust Collector
6. FORBESS MARSHALL : Steam Flow meter
Besar harapan kami untuk dapat menjalin kerja sama yang baik di masa yang akan datang. Atas perhatian dan kerjasamanya kami mengucapkan terima kasih.

Salam
Ratman . ( Tenaga Penjual )
081388666204 BBM : 749DC48D Email: ratman@twa.co.id
PT.TRIMITRA WISESA ABADI
JL.Lio Baru No,37/63,Karang Anyar,Neglasari,Tangerang 15121,Indonesia
Telp : (62-21) 552 7577
Fax : (62-21) 552 7507
http://www.twa.co.id

OUR BUSINES
STEAM BOILER* HOT WATER BOILER*THERMAL OIL HEATER*STEAM GENERATOR*WASTE HEAT BOILER*OIL & GAS BURNER*VALVE & INSTRUMENTS*BOILER WATER TREATMENT*BOILER TUBE*SPARE PART &SERVICE

steam Boiler fire tube & water tube

Bersama ini kami PT. Trimitra Wisesa Abadi ingin memperkenalkan diri sekaligus bermaksud menjalin kerja sama dan menjadi rekanan di perusahaan Ibu/Bapak.
PT. Trimitra Wisesa Abadi bergerak dibidang :
• Steam Boiler Installation ( Fuel & Coal Fire Boiler ) Brand CANNON BONO ENERGIA MFG.ITALY
• Service and Repair various Boiler ( Recondition & Modification )
• New Burner ( Single & Dual ) and accesories BRAND.FBR MFG ITALY
• Various Sparepart Boiler and Burner stockist
PT. Trimitra Wisesa Abadi merupakan Exclusive Sole Agent and Biggest Stockist di Indonesia untuk produk-produk sbb:
1. KLINGER : Various Valve, Various Level Gauge and Sight Glass
2. F.B.R Bruciatori Italy : Fuel Burners (Single & Dual Fuel) Multifunction.
3. DANFOSS : Oil Pump & Nozzle
4. GIULIANI ANELLO : Oil & Gas Filter
5. LUCKY STOKERS : Coal Fired Boiler c/w Dust Collector
6. FORBESS MARSHALL : Steam Flow meter
Besar harapan kami untuk dapat menjalin kerja sama yang baik di masa yang akan datang. Atas perhatian dan kerjasamanya kami mengucapkan terima kasih.

Salam
Ratman . ( Tenaga Penjual )
081388666204 BBM : 749DC48D Email: ratman@twa.co.id
PT.TRIMITRA WISESA ABADI
JL.Lio Baru No,37/63,Karang Anyar,Neglasari,Tangerang 15121,Indonesia
Telp : (62-21) 552 7577
Fax : (62-21) 552 7507
http://www.twa.co.id

OUR BUSINES
STEAM BOILER* HOT WATER BOILER*THERMAL OIL HEATER*STEAM GENERATOR*WASTE HEAT BOILER*OIL & GAS BURNER*VALVE & INSTRUMENTS*BOILER WATER TREATMENT*BOILER TUBE*SPARE PART &SERVICEGETABEC HDO-SCHNEIDER KESSELGETABEC HDO-SCHNEIDER KESSEL

Boiler GETABEC

Getabec

GETABEC group (German-Thai Boiler Engineering Cooperation Ltd.), is one of the famous and leading boiler and pressure vessel manufacturer in Asia, founded in 1983.

GETABEC can manufacture steam boiler, hot water boiler, waste heat boiler, thermal oil heater and pressure vessel complied to ASME, EN, CE, DIN, BS, PED, TRD, etc. Our work-shops have been qualified and received international certificates of ISO 9001:2008, The D&B D-U-N-S number is 66-094-0289, HP-0/TRD 2001 by TUV NORD and S, U, R, PP as authorized manufacturer of ASME code for boiler and pressure vessel.

GETABEC also manufacturers boiler under license of  SCHNEIDER-KESSEL Berlin for fire-tube boiler, Eckrohrkessel (ERK) Berlin for water tube and waste heat boiler, VYNCKE Belgium for biomass boiler.

GETABEC is a long time cooperated partner of SAACKE Burner, Bremen for Sales and service in Thailand. GETABEC has market their boiler and service world-wide and well accepted by many famous international companies.

Vision

Be a global specialist of combustion applied to boilers for any heating and Power Plans industry.

Mission

Provide efficient and reliable boilers and related services, capable to build permanent customer loyalty in the general steam plans, chemical industry plans, renewable energy and energy power plans market segments.

boiler

Bersama ini kami PT. Trimitra Wisesa Abadi ingin memperkenalkan diri sekaligus bermaksud menjalin kerja sama dan menjadi rekanan di perusahaan Ibu/Bapak.
PT. Trimitra Wisesa Abadi bergerak dibidang :
• Steam Boiler Installation ( Fuel & Coal Fire Boiler ) Brand CANNON BONO ENERGIA MFG.ITALY
• Service and Repair various Boiler ( Recondition & Modification )
• New Burner ( Single & Dual ) and accesories BRAND.FBR MFG ITALY
• Various Sparepart Boiler and Burner stockist
PT. Trimitra Wisesa Abadi merupakan Exclusive Sole Agent and Biggest Stockist di Indonesia untuk produk-produk sbb:
1. KLINGER : Various Valve, Various Level Gauge and Sight Glass
2. F.B.R Bruciatori Italy : Fuel Burners (Single & Dual Fuel) Multifunction.
3. DANFOSS : Oil Pump & Nozzle
4. GIULIANI ANELLO : Oil & Gas Filter
5. LUCKY STOKERS : Coal Fired Boiler c/w Dust Collector
6. FORBESS MARSHALL : Steam Flow meter
Besar harapan kami untuk dapat menjalin kerja sama yang baik di masa yang akan datang. Atas perhatian dan kerjasamanya kami mengucapkan terima kasih.

Thanks
RATMAN
Sales Engineer
081388666204
BBM : 749DC48D
Email: ratman@twa.co.id
PT.TRIMITRA WISESA ABADI
JL.Lio Baru No,37/63,Karang Anyar,Neglasari,Tangerang 15121,Indonesia
Telp : (62-21) 552 7577
Fax : (62-21) 552 7507
http://www.twa.co.id